Pelatihan K3 untuk Pekerja dengan Disabilitas: Inklusif dan Aman

Peningkatan kesadaran inklusivitas di dunia kerja membuka lebih banyak peluang bagi penyandang disabilitas untuk terlibat dalam aktivitas industri dan layanan. Namun, pelatihan K3 konvensional seringkali tidak ramah bagi penyandang disabilitas, sehingga menyebabkan ketimpangan pemahaman dan peningkatan risiko kecelakaan kerja.

Tantangan Pelatihan Inklusif

  • Bahasa dan metode penyampaian yang tidak disesuaikan (misal untuk tunarungu atau tunanetra)

  • Tidak ada fasilitas adaptif saat pelatihan berlangsung

  • Konten pelatihan terlalu teknis dan tidak kontekstual

Strategi Pelatihan yang Ramah Disabilitas

  • Gunakan bahasa isyarat atau subtitle video untuk peserta tunarungu

  • Modul braille atau audio untuk peserta tunanetra

  • Pelatihan berbasis praktik dan visual untuk mereka dengan keterbatasan kognitif ringan

  • Keterlibatan instruktur inklusi yang memahami kebutuhan penyandang disabilitas

Studi Kasus

Sebuah industri daur ulang di Surabaya mempekerjakan pekerja dengan tunarungu sebagai operator sortir. Mereka menyusun pelatihan K3 khusus dengan bahasa isyarat dan video demonstratif. Hasilnya, tingkat kepatuhan K3 meningkat dan pekerja merasa lebih percaya diri.

Kesimpulan

Pelatihan K3 yang tidak inklusif adalah bentuk pengabaian keselamatan. Perusahaan harus menyadari bahwa K3 untuk penyandang disabilitas bukan tambahan, melainkan bagian dari sistem keselamatan yang menyeluruh.

© Copyright Delta Indonesia 2022