Inilah Warna-warna Helm Safety Yang Perlu kamu Ketahui
PUTIH : Dipakai oleh manajer, pengawas, insinyur, dan mandor.
BIRU : Dipakai oleh site supervisor, electrical contractor, atau pengawas sementara.
KUNING : Dipakai oleh sub kontraktor atau pekerja umum.
HIJAU : Biasanya dipakai oleh pengawas lingkungan.
PINK : Biasanya dipakai oleh pekerja baru atau magang.
ORANGE : Biasanya dipakai oleh tamu.
MERAH : Biasanya dipakai oleh tamu.
Arti dan penjelasannya
1. Helm Putih – Pimpinan & Pengawas
Helm putih biasanya digunakan oleh manajer proyek, insinyur, supervisor, atau pihak dari konsultan dan pengawas proyek. Warna ini menandakan otoritas dan peran penting dalam pengawasan dan pengambilan keputusan di lapangan. Kalau kamu lihat seseorang dengan helm putih, besar kemungkinan dia adalah "orang penting" di proyek itu.
2. Helm Biru – Teknisi & Subkontraktor
Helm biru sering dikenakan oleh teknisi, mekanik, atau subkontraktor yang menangani instalasi atau perawatan peralatan. Helm ini juga bisa digunakan oleh pekerja sementara yang datang untuk tugas khusus, seperti teknisi listrik atau plumbing.
3. Helm Kuning – Pekerja Lapangan
Ini adalah warna paling umum yang sering kita lihat. Helm kuning biasanya dipakai oleh pekerja umum atau tukang. Mereka adalah ujung tombak dalam pelaksanaan pekerjaan, mulai dari penggalian, pengecoran, hingga pemasangan. Warna kuning mudah terlihat dan membantu menjaga keselamatan mereka saat bekerja.
4. Helm Hijau – Petugas Lingkungan & Kesehatan
Hijau sering dikaitkan dengan lingkungan dan kesehatan. Helm hijau umumnya dipakai oleh petugas lingkungan, tenaga medis, atau HSE officer (Health, Safety, and Environment). Mereka bertanggung jawab menjaga kebersihan dan keselamatan lingkungan kerja.
5. Helm Pink – Pekerja Sementara atau Magang
Helm berwarna pink biasanya digunakan untuk pekerja magang, siswa prakerin (praktik kerja industri), atau pekerja sementara. Warna ini menunjukkan bahwa pemakainya masih dalam tahap pembelajaran atau pengenalan lingkungan kerja, sehingga perlu lebih banyak bimbingan dan pengawasan. Meski terlihat "unik", helm pink justru punya fungsi penting untuk membedakan siapa saja yang belum sepenuhnya familiar dengan prosedur dan keamanan di area kerja. Tim di lapangan bisa dengan cepat mengenali dan memberikan perhatian ekstra agar mereka tetap aman selama bekerja.
6. Helm Orange – Tamu atau Pengunjung
Kalau kamu berkunjung ke sebuah proyek dan diberi helm berwarna oranye, itu tandanya kamu adalah pengunjung. Helm ini menunjukkan bahwa pemakainya bukan bagian dari pekerja inti di lokasi. Petugas lapangan pun jadi lebih waspada dan siap membantu jika diperlukan.
7. Helm Merah – Keamanan & Petugas K3
Warna merah menyimbolkan tindakan cepat dan siaga. Biasanya helm ini dikenakan oleh petugas keamanan, petugas keselamatan kerja (K3), atau mereka yang bertugas menangani situasi darurat. Kalau ada keadaan genting, mereka adalah orang yang harus cepat ditemukan!
Cara Penggunaan Helm Safety K3 yang Benar
Helm keselamatan atau helm safety K3 adalah alat pelindung diri (APD) wajib yang digunakan di area kerja berisiko, seperti proyek konstruksi, pabrik, pertambangan, dan instalasi listrik. Penggunaan helm yang benar sangat penting untuk melindungi kepala dari benturan, jatuhan benda, atau sengatan listrik.
1. Pilih Helm Sesuai Standar
Gunakan helm yang telah memenuhi standar K3 nasional atau internasional, seperti :
SNI (Standar Nasional Indonesia)
ANSI (American National Standards Institute)
EN (European Norm)
2. Periksa Kondisi Helm Sebelum Dipakai
Sebelum menggunakan:
Pastikan tidak retak, pecah, atau usang
Tali pengikat dan suspensi dalam kondisi baik
Bersihkan helm dari debu dan minyak
3. Gunakan dengan Posisi yang Tepat
Letakkan helm rata dan pas di atas kepala
Kencangkan tali dagu (chin strap) agar tidak mudah lepas
Jangan memakai helm terbalik atau terlalu miring
4. Jangan Dimodifikasi
Jangan mengecat, melubangi, atau menempelkan stiker sembarangan
Jangan menyisipkan benda di antara helm dan kepala (misalnya topi)
5. Ganti Helm Secara Berkala
Ganti helm jika mengalami benturan keras, meskipun terlihat normal
Umumnya masa pakai helm adalah 2–5 tahun, tergantung bahan dan intensitas pemakaian
Menggunakan helm safety K3 secara benar bukan hanya soal kepatuhan, tapi menyangkut keselamatan nyawa. Pastikan semua pekerja tahu cara pakainya dan lakukan pengecekan rutin untuk memastikan perlindungan maksimal.
Hal yang Harus Dihindari
Saat Menggunakan Helm Safety K3
1. Menggunakan Helm yang Sudah Retak atau Rusak
Jangan gunakan helm yang sudah:
Retak, pecah, atau penyok
Tali pengikatnya rusak atau longgar
Busa pelindung bagian dalamnya sudah aus
2. Memakai Helm Terbalik atau Longgar
Helm harus pas di kepala dan tidak boleh terlalu miring atau terlalu tinggi. Posisi yang salah bisa membuat helm tidak efektif saat terjadi benturan.
3. Tidak Mengikat Tali Dagu
Tali dagu (chin strap) penting untuk menjaga agar helm tidak terlepas saat kamu bergerak aktif atau terkena angin kencang.
4. Menambahkan Aksesori Sembarangan
Hindari menempelkan stiker, cat, atau mengebor helm karena bisa merusak struktur pelindungnya. Gunakan aksesori yang memang dirancang kompatibel dengan helm tersebut.
5. Menyisipkan Topi atau Kain di Bawah Helm
Hal ini bisa mengurangi efektivitas perlindungan karena membuat posisi helm jadi tidak stabil dan melonggarkan suspensi dalam.
6. Menggunakan Helm Melebihi Masa Pakai
Helm punya batas usia pakai, biasanya 2–5 tahun. Bahkan jika belum rusak secara fisik, materialnya bisa rapuh dan tidak lagi melindungi dengan baik.
7. Meninggalkan Helm di Tempat Panas
Jangan menyimpan helm di bawah sinar matahari langsung atau dekat sumber panas karena bisa merusak bahan plastik dan mempercepat penuaan material.
Tips Tambahan :
Selalu cek kondisi helm secara berkala, dan laporkan ke atasan jika helm rusak atau tidak layak pakai. Edukasi ini juga penting disosialisasikan ke semua pekerja lapangan.